Jawa Tengah, provinsi di Indonesia yang sekarang dalam keadaan kekurangan pasokan beras mencapai 206 ribu ton.
Namun, kebutuhan beras di wilayah ini mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 324 ribu ton.
Pada akhirnya, Jawa Tengah harus menanggung defisit beras sebesar 118 ribu ton.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, menjelaskan bahwa kekurangan ini harus diatasi dengan mengambil stok beras dari Badan Urusan Logistik (Bulog).
Baca juga:
Kekeringan Melanda Tipar Banyumas: Air Sumur Kuning dan Berbau, Air Bersih Dibutuhkan
Menurut Lukisari, defisit beras di Jawa Tengah muncul pada awal bulan September.
Pada bulan Agustus sebelumnya, pasokan beras masih berlebih sebesar 1,7 juta ton.
Meskipun pada bulan Maret terdapat panen yang cukup, mencapai 1,4 juta ton, serta panen pada Juli – Juni mencapai 1,8 juta ton beras, kekeringan yang disebabkan oleh El Nino telah merusak cadangan tersebut.
“Kekeringan ini menyebabkan sawah mengering dan produksi padi menurun,” ujar Lukisari.
“Selain itu, perdagangan beras yang dikuasai oleh tengkulak besar telah membuat harga beras melambung tinggi, sulit terkendali.”
Dyah Lukisari juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan upaya untuk mengendalikan kenaikan harga beras.
Berita lainnya:
Diduga Atur Bisnis Narkoba Dari Lapas Nusakambangan, Pasangan Selebgram Adelia Putri “Ditransfer” ke Lampung
Salah satunya adalah dengan memotong rantai pasokan dari tengkulak.
Upaya lain yang dilakukan adalah penataan perdagangan beras di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan program pangan murah dan subsidi transportasi untuk mendukung pengiriman produk pertanian.
“Kami telah melaksanakan program ini sebanyak 380 kali dan akan terus berlanjut di masa mendatang,” tambahnya.